Titik Awal
Dan pada akhirnya, aku kembali pada titik dimana aku tidak tahu ada dimana.
Kembali pada semua yang gelap gulita.
Kembali pada senyum yang hanya palsu semata.
Kembali pada kata kehilangan arah.
Kembali pada kamu yang sekarang entah di mana hatinya.
Hi, aku mungkin gatau akan sampai kapan sayang sama kamu.
Aku bahkan gatau akan sampai kapan kuat nahan perih yang bahkan sulit untuk dijelasin.
Jujur, gamau kaya gini terus.
Jujur, aku cukup bahagia liat kamu bahagia.
Jujur, ingin selalu lihat kamu dikehidupan aku. Walau bukan sama aku pada ujungnya.
Walau pada ujungnya aku kembali nyakitin diri sendiri.
Tapi di lain sisi aku bahagia, bahagia lihat kamu kuat menghadapi yang mungkin belum pernah aku hadapi.
Aku gatau jadinya kalo aku gak belajar dari kamu.
Aku gak akan tahu rasanya kalo bukan kamu yang ngasih tahu aku.
Sakit, emang.
Aku jujur gatau harus berbuat apa.
Aku jujur mau lupa kamu, Bukan karena aku benci kamu, serius. Tapi aku kangen kita ada ke titik di mana semuanya terlihat biasa. Karena rasanya sakit terlihat gak biasa sama kamu. Tersiksa banget gak sih?
Aku gak mau terus terusan neguk pil pahit yang pada ujungnya aku tetep gak bisa sembuh juga.
Kamu, bisa tolong aku gak?
Caranya, kamu tetep bahagia. Kamu tetep kuat. Jangan pernah kelihatan rapuh sedikitpun deket aku. Karena itu yang bikin aku susah pergi. Susah ninggalin kamu. Emang bukan kamu sih yang minta. Tapi tolong, karena lihat kamu kaya gitu bikin aku pingin terus ada di deket kamu walau mungkin kamu gatau, walau mungkin kamu gak mau, walau mungkin gak kerasa sama kamu. Ya?
Aku gak mau kamu sedih, Dan aku gak mau terus nelen pil pahit kalo harus terus di deket kamu, dan untuk sekarang, masih ada sepotong hati yang menunggu kamu kembali.
Kembali pada semua yang gelap gulita.
Kembali pada senyum yang hanya palsu semata.
Kembali pada kata kehilangan arah.
Kembali pada kamu yang sekarang entah di mana hatinya.
Hi, aku mungkin gatau akan sampai kapan sayang sama kamu.
Aku bahkan gatau akan sampai kapan kuat nahan perih yang bahkan sulit untuk dijelasin.
Jujur, gamau kaya gini terus.
Jujur, aku cukup bahagia liat kamu bahagia.
Jujur, ingin selalu lihat kamu dikehidupan aku. Walau bukan sama aku pada ujungnya.
Walau pada ujungnya aku kembali nyakitin diri sendiri.
Tapi di lain sisi aku bahagia, bahagia lihat kamu kuat menghadapi yang mungkin belum pernah aku hadapi.
Aku gatau jadinya kalo aku gak belajar dari kamu.
Aku gak akan tahu rasanya kalo bukan kamu yang ngasih tahu aku.
Sakit, emang.
Aku jujur gatau harus berbuat apa.
Aku jujur mau lupa kamu, Bukan karena aku benci kamu, serius. Tapi aku kangen kita ada ke titik di mana semuanya terlihat biasa. Karena rasanya sakit terlihat gak biasa sama kamu. Tersiksa banget gak sih?
Aku gak mau terus terusan neguk pil pahit yang pada ujungnya aku tetep gak bisa sembuh juga.
Kamu, bisa tolong aku gak?
Caranya, kamu tetep bahagia. Kamu tetep kuat. Jangan pernah kelihatan rapuh sedikitpun deket aku. Karena itu yang bikin aku susah pergi. Susah ninggalin kamu. Emang bukan kamu sih yang minta. Tapi tolong, karena lihat kamu kaya gitu bikin aku pingin terus ada di deket kamu walau mungkin kamu gatau, walau mungkin kamu gak mau, walau mungkin gak kerasa sama kamu. Ya?
Aku gak mau kamu sedih, Dan aku gak mau terus nelen pil pahit kalo harus terus di deket kamu, dan untuk sekarang, masih ada sepotong hati yang menunggu kamu kembali.
Komentar
Posting Komentar